Bisa tong ji mace’
Di Antang, mulai dari pintu gerbang Perumnas hingga pertigaan Borong atau jalan ujung Bori Lama setiap sore kerap kali terjadi kemacetan. Kendaraaan roda empat hingga roda dua bertumpukan di jalan. Bahkan daerah pejalan kaki pun ikut dipenuhi kendaraan. Pekaraan rumah warga juga dijadikan jalan bagi kendaraan roda dua.
Kemacetan ini salah satunya dikarenakan saat warga memulai aktivitas di pagi hari seperti ke sekolah atau ke kampus dan ke kantor atau jam pualng kerja warga di petang, banyaknya warga yang berbelanja di pasar Antang sehingga kendaraan mereka bertumpuk di ruas jalan pasar dan juga banyaknya mobil truk yang berlalu lalang ketika pagi dan petang. Truk ini sebagian besarnya adalah truk sampah dari TPA ( Tempat Pembuangan Sampah ) di jalan Tamangapa Raya.
Telah banyak yang dilakuakan pemerintah disana. Didirikannya Pos Polisi di sekitar pasar, adanya polisi lalu lintas yang membantu ketika kemacetan dimulai dan didirikannya lampu lalu lintas dipertigaan Borong, namun sampe sekarang baru lampu kuningnya yang diaktifkan. Sebenarnya pernah sekali lampu lalu lintas tersebut dikatifkan, namun nyatanya kemacetan malah membludak. Saat itu banyak terdengar suara-suara kritik dari supir angkutan “percuma ji dikasi nyala lampu merah ya ka tambah mece’ ji”. Wajah masam pengendara mobil memenuhi daerah tersebut. Bagaimana tidak, hanya kendaraan beroda dua yang leluasa jalan karrena keahlian mereka untuk seilip-selip sementara kendaraan beroda empat hanya diam menunggu kendaraan di depannya jalan.
Kemacetan ini cukup merugikan warga yang melalui daerah tersebut. Misalnya anak sekolah yang harus dihukum karena datang terlambat.
Mungkin jalan satu-satunya yang dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan perluasan jalan karena tidak dapat dipungkiri bila jumlah kendaraan di daerah terebut tidak sedikit walaupun tak sebanyak di