Sabtu, 27 April 2013

pertumbuhan dan struktur ekonomi Indonesia tahun 200-2012


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Masalah ekonomi dari sisi makro merupakan suatu hal yang menarik untuk dibahas dan dikaji. Menjadi menarik karena banyak pihak, baik secara individu maupun kelompok memperhatikan masalah makroekonomi ini.  Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak rumah tangga, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan dalam suatu negara, seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan kebijakan dalam sisi lainnya. Pada tulisan kali ini akan kita bahas mengenai salah satu indikator dalam ekonomi makro suatu negara yaitu pertumbuhan ekonomi. 
Kesejahteraan masyarakat dari aspek eknomi dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional per-kapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan pembangunan eknomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk negara-negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ditambah lagi fakta bahwa penduduk Indonesia dibawah garis kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat per-kapita dapat tercapai.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjadi juga disebabkan struktur ekonomi yang semakin ke depan mengalami perubahan. Maka melalui makalah ini, akan dipaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan struktur ekonomi yang terbentuk selama lima tahun terakhir mulai tahun 2008 hingga 2012.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini, yakni sebagai berikut.
1.      Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2012.
2.      Struktur ekonomi Indonesia.

1.3  Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umumnya adalah memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia. Sementara tujuan khususnya adalah:
1.      Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama lima tahun terkahir mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2012.
2.      Untuk mengetahui struktur ekonomi di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.
Manfaat teoritis
Hasil penulisan ini diharapakan dapat menjadi bahan masukan mengenai perekonomian Indonesia.
Manfaat praktis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi sumbangan masukan pengetahuan untuk semua lapisan masyarakat, baik mahasiswa maupun dosen serta masyarakat umum dalam mengetahui perekonomian di Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah berisi uraian singkat setiap bab, mulai dari BAB I hingga ke-BAB III, dimana uraian ini memberikan gambaran secara langsung tentang isi dari tiap-tiap bab yang ada dalam makalah ini. Adapaun sistematika sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,tujuan dan manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini membahas sejarah, kedudukan dan fungsi dari bahasa Indonesia
BAB III Penutup
Bab ini adalah akhir makalah yang berisi kesimpulan dan saran.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan  Ekonomi di Indonesia Selama Lima Tahun Terakhir
            Terdapat beberapa indikator ekonomi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu negara. Salah satu indikator yang sering digunakan adalah data PDB (Produk Domestik Bruto). Badan Pusat Statistika (BPS) mendefinisikan PDB sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Data PDB yang dipublikasikan terdiri dari data PDB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, atau dapat juga diartikan sebagai kenaikan output total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih kecil atau lebih besar dari pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi ini sering dijadikan salah satu ukuran kinerja perekonomian suatu negara. Semakin tinggi nilai pertumbuhan ekonomi bisa dikatakan kinerja perekonomian semakin membaik. 
Pertumbuhan ekonomi  pada tahun 2008 mencapai 6,1% yang hampir meyerupai angka tahun lalu sebesar 6,1%. Pada tahun 2009, perekonomian Indonesia mengalami penurunan yakni 4,5%. Tapi, setelah perekonomian dunia mulai membaik pada tahun 2010 mengalami perkembangan kembali mencapai 6,3% sama. Sedangkan pada tahun 2011, mengalami peningkatan lagi dengan angka 6,5% yang merupakan angka tertinggi pada satu dekade terakhir. Tahun berikutnya, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23% pada tahun 2012.
Pertumbuhan PDB tahun 2008 meningkat sebesar 6,1% terhadap tahun 2007, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 16,7% dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 0,5 %. PDB  tahun  2009 meningkat  sebesar  4,5%  terhadap tahun  2008,  terjadi  pada  semua  sektor  ekonomi,  dengan  pertumbuhan  tertinggi  di  Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 15,5% dan terendah di Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,1%. PDB tahun 2010 meningkat sebesar 6,1% terhadap tahun 2009, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 13,5% dan terendah di Sektor Pertanian 2,9%. PDB tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% dibandingkan dengan tahun 2010. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 10,7% dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4 %. PDB tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23% dibandingkan dengan tahun 2011. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9,98% dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4%.
Pertumbuhan PDB tanpa  migas pada tahun 2008 mencapai 6,5%. PDB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 4,9%. Sementara pertumbuhan PDB tanpa migas tahun 2010 mencapai 6,6 %. Sementara PDB (tidak termasuk migas) tahun 2011 tumbuh 6,9 persen, dan PDB Tanpa Migas tahun 2012 tumbuh 6,81 %.
Besaran PDB Indonesia pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4.954,0 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 2.082,1 triliun. Pada  tahun  2009  atas  dasar  harga  berlaku  mencapai  Rp 5.613,4  triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.177,0 triliun. Tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 6.422,9 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.310,7 triliun.  Tahun 2011 atas dasar harga berlaku mencapai Rp7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.463,2 triliun. Pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp8.241,9 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.618,1 triliun.
Dari sisi penggunaan, PDB berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 5,3%, konsumsi pemerintah 10,4%, pembentukan modal tetap bruto 11,7%, perubahan inventori -1 690,1% ekspor 9,5% dan impor 10,0%.  Pertumbuhan  ekonomi  tahun  2009  sebesar  4,5%, terjadi  pada  konsumsi pemerintah sebesar 15,7%, diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,9%, dan pembentukan modal tetap bruto 3,3%, perubahan inventori -112,9%, diskrepansi statistik -104,2%, ekspor -9,7% dan impor -15,0% . Tahun 2010 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 14,9%, diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,5%, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,6%, dan pengeluaran konsumsi pemerintah 0,3%. Sedangkan komponen impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu  sebesar 17,3%, perubahan inventori 463,1%. Tahun 2011 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 13,6%, diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,8%, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,7%, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,2%, perubahan inventori 98,0% dan komponen impor sebagai faktor pengurang juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 13,3%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 menurut sisi penggunaan terjadi pada PMTB sebesar 9,81%, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,28%, Komponen Ekspor Barang dan Jasa 2,01%, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 1,25% dan perubahan inventori 486,24%. Sementara, Komponen Impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65%.
2.2  Struktur Ekonomi Indonesia tahun 2008 hingga 2012
Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Menurut Teori Lewis, perekonomian suatu daerah harus mengalami transformasi struktural dari tradisional ke industri, yang ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi sektor non pertanian dari waktu ke waktu terhadap total PDRB.Gambaran kondisi struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat melalui kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Struktur ekonomi dikatakan berubah apabila kontribusi/pangsa PDB dari sektor ekonomi yang mulanya dominan digantikan oleh sektor ekonomi lain. 
Dalam analisis deskriptif ini, kita akan melihat bagaimana kondisi struktur ekonomi Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012. Untuk memudahkan analisis, sektor-sektor dalam perekonomian akan dikelompokan menjadi 3 sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer merupakan gabungan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder merupakan gabungan dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air dan sektor konstruksi. Sedangkan sektor tersier merupakan gabungan dari sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.

Pada tahun 2008 hingga 2010 mengalami penurunan dari sektor pertanian peternakan kehutanan perikanan hanya 4,8%, 4,1%, dan 2,9%. Sedangakan tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan 3,0% dan 3,97%. Pada sektor pertambangan dan penggalian tahun 2008 hanya 0,5% dan meningkat kembali pada tahun 2009 yakni 4,4%. Kemudian menurun kembali pada tahun 2010 dan 2011 dengan nilai 3,5% dan 1,4 %. Sementara tahun 2012 meningkat kembali yakni 1,49%.

Pada tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan pada sektor industri pengolahan dari 3,7% dan 2,1%. Sedangkan tahun 2010 dan 2011 meningkat kembali dari 4,5% dan 6,2%. Tahun 2010 menurun kembali menjadi 5,73%. Pada  sektor listrik, gas dan air tahun 2008 dan 2009 mengalami pertumbuhan yang signifikan yakni 10,9% dan 13,8%. Pada tahun 2010 dan 2011 menurun kembali menjadi 5,3% dan 4,8%. Sementara tahun 2012 mengalami peningkatan yakni 6,40%. Pada sektor konstruksi dari tahun 2008 hingga 2011 mengalami penurunan dari 7,3%, 7,1%, 7,0%, dan 6,7. Tapi tahun 2012 meningkat kembali yakni 7,50%.

Pada tahun 2009 sektor perdagangan, hotel, dan restoran, mengalami penurunan drastis hanya 1,1% dari tahun sebelumnya yang 7,2% . Tahun 2010 dan 2011 mengalami peningkatan kembali 8,7% dan 9, 2%. Sementara tahun 2012 menurun kembali menjadi 8,11%. Pada sektor pengangkutan dan komunikasidari tahun 2008 sampai 2012 mengalami penuruan dari tahun ke tahun mulai 16,7%, 15,5%, 13,5%, 10,7%, 9,98%. Pada sektor keuangan real estate dan jasa perusahaan  tahun 2008 mengalami penurunan pada tahun 2009 yakni 8,2% ke 5,0%. Mulai dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami peningkatan kembali dari 5,7%, 6,8% dan 7,15%. Pada sektor jasa-jasa tahun 2008 dan 2009 memiliki pertumbuha yang sama yakni 6,4%. Tahun 2010 menurun dari tahun sebelumnya yakni 6,0%. Kemudian meningkat kembali di tahun 2011 dengan 6,7%. Sementara tahun 2012 hanya memperoleh pertumbuhan 5, 24%.

Pada tahun 2008 sektor primer mengalami penurunan dibandingkan sektor sekunder dan sektor tersier. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 4,25% dalam sektor primer tapi sektor sekunder dan tersier masih berada di posisi atas dengan sektor sekunder 7,67% dan sektor tersier 7%.  Hingga tahun 2010 sektor tersier mengalami peningkatan kembali 8,48% dengan sektor sekunder mengalami penurunan hanya 5,6% . Sektor primer sampai 2011 mengalami penurunan dan masih berada di posisi bawah hanya 3, 2% dan 2, 2% kemudian meningkat kembali pada tahun 2012 menjadi 5,46%. Walaupun pada tahun 2012 sektor primer mengalami peningkatan tapi sektor sekunder terus mengalami peningkatan sampai tahun 2012 dengan nilai 5,9% dan 6,9%. Sedangkan sektor tersier mengalami penurunan hingga tahun 2012 dengan nilai 8,35% dan 7,62%.
Jika kita lihat dari hasil analisis deskriptif di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa telah terjadi perubahan struktur ekonomi di Indonesia selama tahun 2008-2012. Sejak tahun 2008, peran sektor primer telah digeser oleh sektor sekunder dan tersier. Pada tahun 2009 sektor sekunder merupakan sektor yang memiliki peran paling besar terhadap PDB, namun pada tahun 2010 kembali digeser oleh sektor tersier. Sampai tahun 2012 peran sektor primer masih berada di bawah sektor tersier dan sekunder. Hal ini menunjukan bahwa proses transformasi struktur ekonomi Indonesia telah menuju ke arah industrialisasi, dimana peran sektor primer mulai digantikan oleh peran sektor lainnya, terutama sektor sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar dan signifikan hampir di tiap tahun dibanding sektor lainnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat beberapa indikator ekonomi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu negara. Salah satu indikator yang sering digunakan adalah data PDB (Produk Domestik Bruto).  PDB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, atau dapat juga diartikan sebagai kenaikan output total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih kecil atau lebih besar dari pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi  pada tahun 2008 mencapai 6,1% yang hampir meyerupai angka tahun lalu sebesar 6,1%. Pada tahun 2009, perekonomian Indonesia mengalami penurunan yakni 4,5%. Tapi, setelah perekonomian dunia mulai membaik pada tahun 2010 mengalami perkembangan kembali mencapai 6,3% sama. Sedangkan pada tahun 2011, mengalami peningkatan lagi dengan angka 6,5% yang merupakan angka tertinggi pada satu dekade terakhir. Tahun berikutnya, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23% pada tahun 2012.
Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Jika kita lihat dari hasil analisis deskriptif di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa telah terjadi perubahan struktur ekonomi di Indonesia selama tahun 2008-2012. Sejak tahun 2008, peran sektor primer telah digeser oleh sektor sekunder dan tersier. Pada tahun 2009 sektor sekunder merupakan sektor yang memiliki peran paling besar terhadap PDB, namun pada tahun 2010 kembali digeser oleh sektor tersier. Sampai tahun 2012 peran sektor primer masih berada di bawah sektor tersier dan sekunder. Hal ini menunjukan bahwa proses transformasi struktur ekonomi Indonesia telah menuju ke arah industrialisasi, dimana peran sektor primer mulai digantikan oleh peran sektor lainnya, terutama sektor sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar dan signifikan hampir di tiap tahun dibanding sektor lainnya.
3.2 Saran
Gagasan yang dilakukan dalam melakukan langkah-langkah perekonomian Indonesia dengan menuju pada era industrialisasi, dengan mempertimbangkan usaha dan mempersempit jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan daerah, sehingga akan terjadi pemerataan kesejahteraan yang kiranya perlu dievaluasi kembali sesuai dengan konteks keyakinan dan tantangan dalam perekonomian Indonesia pada era globalisasi. Sehingga struktur ekonomi dari pertanian menuju industrialisasi dapat berjalan menbaik dan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat meningkat ari tahun ke tahun



Daftar Pustaka
Berita Resmi Statistika (Badan Pusat Statistika) No. 11/02/Th. XII, 16 Februari       2009
Berita Resmi Statistika (Badan Pusat Statistika) No. 12/02/Th. XIII, 10 Februari 2010
Berita Resmi Statistika (Badan Pusat Statistika No. 12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011
Berita Resmi Statistika (Badan Pusat Statistika) No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012
Berita Resmi Statistika (Badan Pusat Statistika) No. 14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013
Nur adiyanto, Eka.  “Struktur Ekonomi indonesia”. http://www.google.com. 2010. (diakses pada Kamis, 07 Maret 2013, pukul 16. 22)
Nur adiyanto, Eka.  “Pertumbuhan Ekonomi indonesia”. http://www.google.com. 2010. (diakses pada Kamis, 08 Maret 2013, pukul 08. 49)
Bank Indoneisa. “Publikasi” http//www.bi.go.id. 2012. (diakses pada Kamis, 07 Maret 2013, pukul 16. 36)

                    
                          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar